Abyantama
El Anwary 10114089
Aditio
A.P 10114280
Agung
Kristia 10114470
Ahmad
Hasbi A.S 10114563
Aldi
Ulul Azmi 10114748
1. 1. Service Asset and
Configuration Management
Apa itu Asset and Configuration
Management?
Asset and
Configuration Management adalah salah satu bagian dari Service Transition di
ITIL. Dalam
ITIL V3 proses Configuration Management digabung dengan Asset Management dan
disebut Service Asset and Configuration Management. Salah satu tujuan proses
ini adalah mendukung proses-proses Service Management dengan memberikan
informasi yang akurat sehingga memungkinkan pengambilan keputusan pada saat
yang tepat (OGC, 2007).
Karena informasi yang
diberikan adalah informasi dari banyak aset/CI (Configuration Item), maka
dibutuhkan tempat menyimpan yang sesuai dengan dinamisme proses-proses Service
Management (Ayat, 2009). ITIL mendefinisikan tempat penyimpanan data ini
sebagai CMDB. Sumber Data yang ada di dalam CMDB tentunya harus data yang
terbaru dan terakurat. Versi data yang ada di dalam suatu organisasi beragam,
terdapat data di akuntansi, sistem management, sistem network management,
database inventory, dan data lainnya. ITIL menuntut agar data di CMDB dapat dipakai sebagai
“Single source of truth” (Satu-satunya data yang dianggap benar), sehingga
perlu untuk memastikan agar data yang dimasukkan ke dalam CMDB adalah data yang
paling akurat. Data ini diperoleh dengan proses rekonsiliasi, yaitu
menggabungkan data dari sumber-sumber data diatas dengan hanya mengambil bagian
yang paling akurat dari tiap sumber (Axel, 2010).
Mengapa kita harus memiliki asset and
configuration management ?
Proses ini untuk
memastikan integritas dari service asset dan konfiguraasi yang ada dalam rangka
mendukung management yang efektif dan efisien dari sebuah IT Organisation.
Alasan utama
dari configuration management adalah untuk mengumpulkan informasi yang
diperlukan (non-duplicate) mengenai IT Components dan bagaimana mereka
berhubungan satu sama lain. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa informasi yang relevant tersedia untuk proses
– proses yang lain untuk memastikan impact and risk analysis yang lebih detail
dapat dilakukan.
Tujuan utama dari
manajemen aset adalah:
- Mengidentifikasi kemampuan bertahan aset.
- Mengelola lifecycle keuangan dari aset
termasuk biaya akuisisi, depresiasi, dan pembuangan.
- Memverifikasi lokasi dan kondisi aset fisik melalui
audit.
Objective / Tujuan dari Asset and
Configuration Management
•Memperhitungkan
seluruh IT Asset dan Configuration didalam organisasi beserta services nya.
•Menyediakan
informasi yang akurat terhadap konfigurasi dan dokumennya untuk mendukung
service management processes lainnya.
• Menyediakan
dasar yang kuat untuk incident management, problem management,, change
management, serta release management.
•Verifikasi
catatan konfigurasi terhadap infrastruktur dan koreksi terhadap seluruh
pengecualian/ketidakcocokan.
•Merencanakan,
identifikasi, kontrol, record, report, audit, dan verifikasi service asset
serta configuration item.
•Melakukan
perhitungan untuk memanage dan proteksi terhadap integritas dari service asset
dan configuration item di seluruh siklus hidup mereka. „
•Menyediakan
informasi yang akurat untuk mendukung
managemen servis dan bisnis.
•„Memastikan
integrity dari item item tersebut dengan membuat dan memelihara sebuah
Configuration Management System (CMS) sebagai bagian dari Service knowledge management System (SKMS)
2. 2. Change
Management
Berdasarkan Buku
Change Management karangan Jeff Davidson bahwa Manajemen Perubahan (Change
Management) merupakan sebuah proses penyejajaran (alignment) berkelanjutan
sebuah organisasi dengan pasarnya dan melakukanya lebih tanggap dan efektif
dari pada para peasingnya. Dimana Manajemen Perubahan adalah upaya yang
dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya
perubahan dalam organisasi. Perubahan dapat terjadi
karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut.
Contoh Kasus:
Suatu dinas penerbangan mengalama
kerusakan dan masalah pada sistemnya dan para pelanggan tidak bisa melakukan
banyak transaksi. Ini diakibatkan karena telah ditiru/diretas dan sistem belum
cukup teruji untuk melakukan perubahan. Mereka kehilangan uang banyak dan
reputasi.
Michael Hammer
dan James Champy menuliskan bahwa ekonomi global berdampak terhadap 3 C,
yaitu customer, competition, dan change.
Suatu perubahan
terjadi melalui tahap-tahapnya. Pertama-tama adanya dorongan dari dalam
(dorongan internal), kemudian ada dorongan dari luar (dorongan
eksternal). Untuk manajemen perubahan perlu diketahui adanya tahapan
perubahan. Tahap-tahap manajemen perubahan ada empat, yaitu:
Tahap 1, yang
merupakan tahap identifikasi perubahan, diharapkan
seseorang dapat mengenal perubahan apa yang akan dilakukan
/terjadi. Dalam tahap ini seseorang atau kelompok dapat mengenal
kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi tipe perubahan.
Tahap
2, adalah tahap perencanaan perubahan. Pada
tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik situasional tehnik,
pemilihan strategi umum, dan pemilihan.Dalam proses ini perlu dipertimbangkan
adanya factor pendukung sehingga perubahan dapat terjadi dengan baik.
Tahap 3,
merupakan tahap implementasi perubahan dimana terjadi
proses pencairan, perubahan dan pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu
perubahan sedang terjadi kemungkinan timbul masalah. Untuk itu perlu dilakukan
monitoring perubahan.
Tahap 4,
adalah tahap evaluasi dan umpan balik. Untuk melakukan evaluaasi
diperlukan data, oleh karena itu dalam tahap ini dilakukan pengumpulan
data dan evaluasi data tersebut. Hasil evaluasi ini dapat
di umpan balik kepada tahap 1 sehingga memberi dampak pada perubahan yang
diinginkan berikutnya.
Manfaat / Tujuan
1. Memahami dan mendalami
tujuan adanya perubahan dari manajemen.
- Berperan aktif dan ikut serta di dalam pelaksanaan
perubahan manajemen.
- Mengenal faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan
- Menangani atau menyelesaikan perlawanan terhadap
perubahan yang terjadi
- Merancang, Mengelola dan melaksanakan perubahan sesuai
dengan goal dan harapan
3. 3. RELEASE DAN MANAJEMEN DEPLOYMENT
PENDAHULUAN
Setelah layanan baru atau diubah telah
dikembangkan, kita perlu untuk mendapatkan ke dalam lingkungan hidup,
mengaktifkannya dan memberikan dukungan sementara itu tempat tidur bawah.
Paling umum, orang berpikir tentang merilis versi baru dari perangkat lunak,
tapi konsep berlaku sama untuk perangkat keras dan komponen lain seperti
dokumentasi. Memang, upgrade besar atau layanan baru akan sering melibatkan
kombinasi dari semua elemen. Di masa lalu, banyak masalah yang disebabkan oleh
pembangunan hanya lewat kontrol untuk operasi di 'bersih-break' bergerak. Rilis
dan manajemen penyebaran berkaitan dengan membuat proses ini lebih bertahap dan
terkontrol, termasuk periode dukungan kehidupan awal untuk memastikan bahwa
semuanya bekerja sebagaimana mestinya dan dapat digunakan oleh bisnis. proses
rilis dan penyebaran efektif memerlukan interaksi yang dekat antara pembangunan
dan operasi, mencegah 'melemparkan di atas tembok' sindrom begitu umum di masa
lalu.
MAKSUD
DAN TUJUAN
Harus ada rencana yang jelas yang memungkinkan
bisnis untuk menyelaraskan kegiatan dengan mereka dan semua orang harus puas
dengan mekanisme yang digunakan. Rilis dan manajemen penyebaran bertujuan untuk
membangun, menguji dan memberikan layanan baru atau berhasil diubah ke dalam
lingkungan produksi dalam rentang waktu yang dibutuhkan dan dengan gangguan
minimal terhadap layanan yang ada. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
paket rilis yang konsisten dan integral dikerahkan sejalan dengan kebijakan
yang telah disepakati dan dengan rencana yang telah disepakati dengan pelanggan
dan stakeholder, dan bahwa ini terjadi di bawah kontrol penuh dan efektif.
Setiap bisnis dan proses bisnis terkait perubahan, termasuk pelatihan dan
keterampilan mentransfer, harus berhasil mengambil tempat di skala waktu yang
selaras dengan rilis jadwal. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa ada
rencana konsisten jelas bahwa semua orang mengerti dan mengikuti, yang rilis
dikelola secara efisien dan effec¬tively melalui penyebaran dan penggunaan dan
layanan baru dan mendukung.
RELEASE
DAN DEPLOYMENT MANAJEMEN
Sistem ini mampu dioperasikan dengan sukses dan
memberikan persyaratan jasa yang telah disepakati (utilitas dan garansi). Ruang
lingkup rilis dan manajemen penyebaran mencakup proses-proses, sistem dan
fungsi yang diperlukan untuk paket, membangun, menguji dan menyebarkan rilis ke
dalam produksi sesuai dengan paket layanan desain (SDP). Ini termasuk serah
terima ke tahap layanan operasi siklus hidup. rilis yang efektif dan manajemen
penyebaran menambah nilai dengan memastikan bahwa pelanggan dan pengguna dapat
menggunakan layanan baru atau diubah dengan cara yang mendukung bisnis, dan
dengan memberikan perubahan lebih cepat dan biaya yang optimal dan risiko
minimal. Terencana dan baik-dilaksanakan rilis dan penyebaran dapat membuat
perbedaan yang signifikan untuk biaya jasa organisasi dengan meminimalkan
pemecahan masalah dan pengerjaan ulang.
KONSEP DASAR
Dua aspek pokok dari proses ini adalah rilis
dan penyebaran. Sebuah rilis adalah
satu atau lebih perubahan layanan TI yang dibangun, diuji dan digunakan
bersama-sama. Sebuah rilis tunggal mungkin termasuk perubahan hardware,
software, dokumentasi, proses dan komponen lainnya. PENYEBARAN Deployment
adalah kegiatan yang bertanggung jawab untuk pergerakan hardware baru atau
diubah, perangkat lunak, dokumentasi, proses dll dengan lingkungan hidup.
Sebuah konsep kunci adalah bahwa unit rilis (yaitu komponen layanan yang
biasanya dirilis bersama-sama). Sebuah unit rilis biasanya mencakup komponen
yang cukup untuk melakukan fungsi yang berguna. Misalnya, satu unit rilis
mungkin PC desktop, termasuk perangkat keras, perangkat lunak, lisensi,
dokumentasi dll Mungkin ada unit standar untuk peran yang berbeda atau
departemen, atau desktop mungkin disesuaikan untuk setiap merekrut baru (di
mana setiap contoh adalah unit rilis terpisah). Unit rilis lain mungkin
aplikasi lengkap, termasuk IT prosedur operasi dan pelatihan pengguna. Ada kemungkinan
bahwa rilis akan terdiri dari lebih dari satu unit rilis. Sebuah paket rilis
adalah satu atau lebih unit rilis yang diperlukan untuk melaksanakan layanan
baru atau diubah. Sebuah kebijakan pelepasan harus didefinisikan sebagai bagian
dari pengendalian manajemen atas rilis. Bahkan, tidak mungkin bahwa suatu
organisasi akan memiliki kebijakan merilis single.
4. 4. Service
desk
Service desk
merupakan layanan TI yang didefinisikan dalam ITIL dengan tujuan mendukung
proses manajemen pada ITSM yang berfungsi sebagai SPOC (single point of
contact) pelanggan dan pengguna layanan TI.
Service desk
adalah suatu unit fungsional yang terdiri dari sejumlah karyawan/pegawai yang
terdedikasi menangani berbagai layanan. Layanan service desk ini dilakukan
melalui panggilan telepon, web interface, atau infrastruktur events yang secara
otomatis dilaporkan oleh suatu sistem.Service desk juga merupakan suatu titik
pusat koneksi tunggal (single point of contact) untuk seluruh pengguna layanan
TI, menangani semua insiden (incident), pertanyaan (query), dan permintaan (request).
Service desk
juga berperan memperbaiki layanan agar kembali normal dengan meminimalkan
dampak terhadap kegiatan bisnis pengguna, serta berperan sebagai interface
proses-proses dalam IT infrastructure library terhadap pengguna. Atau dengan
kata lain, service desk berperan sebagai kepanjangan tangan dari institusi TI.
Beberapa
aktivitas service desk, misalnya, menerima dan mencatat semua keluhan atau
panggilan dari user, mencatat dan menelusuri insiden, melakukan service
request, menginformasikan status dan kemajuan (progress) laporan gangguan
layanan, melakukan permintaan kepada user, melakukan monitoring dan eskalasi
laporan gangguan/permintaan kepada tim terkait, dan lain-lain.
Service desk
adalah bagian dari iterasi service operation yang menjadi SPOC (single point of
contact) antara penyedia layanan dan pengguna layanan. Service desk berfungsi
untuk mengelola insiden (incident management), permintaan layanan (fulfillment
management) dan menangani komunikasi dengan pengguna layanan. Brady Orand (2011)
memberi kata kunci bahwa “The Service Desk serve as the single point of contact
(SPOC) between the service provider and user” yang berarti tujuan utama dari
service desk adalah sebagai jembatan komunikasi antara penyedia layanan dan
pelanggan. Implementasi service desk beragam pada masing-masing organisasi.
Service desk dibentuk menyesuaikan kebutuhan TI dalam mengelola insiden dan
problem pada layanan. Terdapat beberapa struktur bentuk dari service desk
menurut Brady Orand (2011), diantarnya sebagai berikut:
• Local Service Desk merupakan pusat
pelayanan TI yang berbasis pada lokal/unit dari sebuah organisasi TI yang
besar. Local service desk hanya mencakup memberi pelayanan SPOC pada satu unit.
• Centrals Service Desk merupakan
pelayanan TI yang bersifat terpusat pada organisasi berbasis TI. Dukungan dan
layanan SPOC yang diberikan berasal dari satu pusat pelayanan TI dalam sebauh
organisasi.
• Virtual Service Desk merupakan
pemberian dukungan dan pelayanan SPOC yang memanfaatkan fasilitas teknologi.
Virtual service desk diwujudkan dalam pemberian dukung berbasis TI dan
komunikasi
Implementasi Service Desk
Dalam
implementasi service desk, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan
dilengkapi, yaitu :
- Sumber
daya manusia. Kebutuhan SDM service desk dapat dikelompokkan menjadi 3
bagian, yaitu Manager, orang yang bertanggung jawab secara organisasi
mengelola aktivitas-aktivitas service desk. Supervisor, orang yang
bertanggung jawab dalam operasional harian service desk, diantaranya
bertindak sebagai escalation point ketika terdapat unusual call dalam
service desk. Service desk agent, orang yang berperan sebagai personel
utama dalam menjalankan berbagai aktivitas service desk.
- Ruang
kerja. Diperlukan ruangan dengan pencahayaan cukup, tenang, perangkat yang
nyaman untuk staf service desk. Mereka membutuhkan kenyamanan dan perasaan
rileks mengingat service desk dapat menjadi lingkungan kerja yang
menegangkan! Jika memungkinkan, perlu disiapkan ruangan tersendiri sebagai
tempat personel service desk mengambil istirahat pendek tanpa berada jauh
dan terlalu lama dari ruangan kerja.
- Teknologi
pendukung. Untuk sarana komunikasi utama, kita dapat menggunakan berbagai
macam teknologi, seperti computer telephony integration (CTI), voice over
internet protocol (voip), dan telepon biasa sebagai sarana komunikasi
utama. Selain itu, staf service desk juga perlu dilengkapi dengan suatu
unit komputer, email, fax, sistem aplikasi service desk, diagnostic
script, knowledge base, dan lain-lain.
- Standard
operational proceduer (SOP). Yaitu aturan main berupa petunjuk teknis dan
pelaksanaan aktivitas service desk yang diformalkan sebagai dasar
pelaksanaan pekerjaan. SOP ini bahkan mencakup bagaimana staf harus
berkomunikasi melalui telepon maupun bahasa tulis.
- Kompetensi
SDM. Untuk service desk dibutuhkan 2 kompetensi utama yaitu, technical
skill dan soft skill. Kemampuan teknis ini misalnya kemampuan
mengoperasikan komputer, pengetahuan tentang dasar-dasar jaringan,
pemahaman sistem operasi, pengetahuan tentang produk (product knowledge),
dan lain-lain. Sementara kompetensi yang mencakup soft skill, misalnya
interpersonal skill, business awareness, service awareness, dan lain-lain.